RENDAHNYA MINAT BACA SISWA
Minat baca mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kebiasan membaca. Karena apabila siswa membaca tanpa mempunyai minat
baca yang tinggi maka siswa tersebut tidak akan membaca dengan sepenuh hati.
Apabila siswa tersebut membaca atas kemauan atau kehendaknya sendiri maka siswa
tersebut akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa sudah terbiasa dengan
membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Selain itu.
kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk siswa tersebut. Karena
minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajarnyapun juga tinggi. Siswa
yang senang membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang
dibacanya. Sangat disayangkan, apabila siswa tidak suka membaca atau mempunyai
minat membaca yang rendah karena pengetahuan siswa akan sempit.
Minat baca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang
untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya,
yang merupakan pengalaman belajar menggembirakan. Minat baca mempengaruhi
bentuk serta intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa
yang akan datang, hal tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri
yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir.
Membaca adalah berpikir. Berpikir merupakan suatu
proses untuk mengenali, memahami, dan kemudian menginterpretasikan lambang-lambang
yang bisa mempunyai arti. Di sini banyak terlibat unsur-unsur psikologis
seperti kemampuan dan atau kapasitas kecerdasan, minat, bakat, sensasi,
persepsi, motivasi, retensi, ingatan, dan lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuan
mentransfer dan berpikir kognitif .
Rendahnya
minat baca sangat berpengaruh besar terhadap mutu pendidikan. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi rendahnya minat baca siswa yaitu faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa tersebut,
seperti kemauan dan kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga,
tetangga maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini juga sangat berpengaruh
besar terhadap diri siswa tersebut, yaitu mempengaruhi motivasi, kemauan dan
cenderung untuk selalu membaca.
Rendahnya minat baca selain disebabkan oleh
faktor diatas, juga disebabkan faktor lain, yaitu masih rendahnya kemahiran
membaca siswa di sekolah. Hasil penelitian yang dilakukan Tim Program of
International Student Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan
Depdiknas (2003) menyatakan bahwa “kemahiran membaca anak usia 15 tahun di
Indonesia sangat memprihatinkan.Sekitar 37,6 persen hanya bisa membaca tanpa
bisa menangkap maknanya dan 24,8 persen hanya bisa mengaitkan teks yang dibaca
dengan satu informasi pengetahuan”.
Minat
Baca para siswa di Indonesia sangat rendah dilihat dari data. Muchlas (2000)
menyatakan bahwa “Minat baca para siswa betul-betul jeblok yaitu siswa SD
menduduki urutan ke 38 dan siswa SLTP urutan ke 34 dari 39 negara”. Rendahnya
minat baca siswa disebabkan oleh banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan
perhatian siswa dari buku. Dengan adanya hiburan, permainan dan tayangan TV
menyebabkan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca habis digunakan
untuk bermain dan menonton TV.
Faktor-faktor
penyebab lainya yaitu ramainya pengunjung di warnet sampai larut malam bahkan
juga ada yang samapai pagi hari. Dapat dilihat, siswa tersebut tidak mencari
bahan rujukan untuk menyelesaikan tugas dari sekolah tetapi sebagian besar
hanya bermain-main dengan games-games yang membuat mereka asyik sampai lupa
waktu. Kedua, banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi,tempat karaoke, mall, supermarket,dan play station. Bahkan sebagaian
besar waktu mereka habiskan untuk menonton sinetron. Tidak heran jika semakin
lama pengunjung perpustakaan akan semakin sedikit karena mereka lebih memilih
untuk ke mall ataupun menonton film daripada menggunakan waktu mereka untuk
membaca. Padahal sebenarnya lebih bermanfaat membaca daripada menghabiskan
waktu untuk menonton dan pergi ke mall. Ketiga, budaya membaca belum menjadi
budaya nenek moyang kita. Dulu kita terbiasa mendengar dan belajar dari dongeng
atau cerita yang diceritakan oleh orang tua kita. Keempat, sarana untuk
memperoleh bacaan seperti perpustakaan masih sangat atau taman bacaan masih
dianggap sangat langka dan aneh. Kelima, harga buku yang masih sangat mahal
tidak sebanding dengan daya beli masyarakat. Mahalnya harga buku menyebabkan
buku tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat. Maka makin sedikit buku yang
ada di perpustakaan sehingga pengunjung yang dating ke perpustakaan semakin
berkurang. Duta Baca Nasional (2006) menyatakan bahwa “masyarakat tidak bisa
disalahkan karena rendahnya minat baca.Kondisi perpustakaan tidak mendukung dan
jumlah koleksi buku juga terbatas”.
Peran
serta masyarakat dalam mengembangkan perpustakaan dan memberikan pemotongan
pajak untuk buku pelajaran sehingga harga buku dapat di jangkau oleh masyarakat
luas merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa .
Menumbuhkan minat baca para siswa memerlukan waktu yang lama karena membutuhkan
proses membentuk minat baca seseorang.
Dampak
yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca yang sangat besar. Jika
dibandingkan dengan Negara-negara lain Indonesia mempunyai minat baca yang
rendah. Hamijaya (2008) menyatakan bahwa “ fakta dan hasil penelitian
menunjukkan rendahnya minat baca masyarakat kita merupakan dampak dari
kebijakan nasional pembangunan politik pendidikan (budaya) yang tidak memberi
ruang kreatif bahkan membelenggu berkembangnya minat baca masyarakat”.
Penyebab
lain rendahnya minat baca, yaitu kurang lengkapnya sarana pembelajaran dan
budaya membaca. Untuk membaca buku saja siswa harus membeli buku karena kurang
lengkapnya koleksi buku-buku di perpustakaan sekolah-sekolah yang begitu
minimnya. BPS (2008) menyatakan bahwa “fakta menunjukkan Indonesia belum
menjadikan membaca sebagai informasi mereka lebih memilih TV dan mendengarkan
radio yang kenaikan hampir 211,1 persen”. BPS (2006) menyatakan bahwa
“masyarakat Indonesia yang memilih membaca untuk mendapatkan informasi baru
23,5 persen dari total penduduk,sedangkan yang memilih menonton TV untuk
mendapatkan informasi sebanyak 85,9 % dan radio 40,3 %”.
Dari
data di atas, sangat disayangkan karena sedikitnya antusias masyarakat
Indonesia untuk membaca dan lebih memilih dengan menggunakan media lain untuk
mengetahui informasi. Hal tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik bagi
mutu pendidikan di Indonesia padahal membaca merupakan kunci seseorang untuk
menuju kesuksesan di kemudian hari. Seperti halnya siswa, jika siswa tersebut
tidak menyukai kebiasaan membaca atau sangat rendah minat bacanya maka akan menyebabkan
prestasi siswa tersebut juga kurang baik. Apabila para siswa tidak suka membaca
maka pengetahuan mereka juga akan sempit dan tidak akan pernah bisa berkembang,
yang mereka ketahui hanya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan prestasi siswa
menjadi kurang baik .
Dengan
membaca, siswa bisa mendapatkan informasi-informasi yang juga belum mereka
ketahui dan buku adalah sumber atau gudangnya segala ilmu. Apabila semakin lama
kita memupuk minat baca yang kurang maka akan mengakibatkan dampak yang sangat
besar. Seperti, menurunnya prestasi para siswa dan berpengaruh pada menurunya
kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang seharusnya
membaik tetapi malah menurun disebabkan oleh rendahnya minat baca siswa.
Adapun peranan guru dalam meningkatkan minat baca
anakadalah sebagai:
1. Motivator,
guru menjadi seseorang yang selalu mendorong dan memotivasi anak untuk
mewujudkan minat baca yang tinggi.
2. Dinamisator,
guru mengatur dan mengelola semua kegiatan membaca anak dengan mendinamiskan
seluruh sumber bacaan.
3. Supervisor,
guru mengawasi proses membaca anak, baik dalam jarak dekat maupun jarak jauh
agar anak merasa selaluada yang mengawasinya.
4. Konselor,
guru memberikan petunjuk-petunjuk untuk menciptakan susana psikologis yang
kondusif demi terwujudnya jiwa, semangat, dan motivasi dalam membaca yang
optimal.
5. Evaluator,
guru memberikan respons terhadap seluruh kegiatan membaca anak dan menilai
hasil bacaan anak dengan memberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil pemahaman
terhadap yang dibacanya.
Strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat
baca siswa adalah :
1. Proses
pembelajaran mengarahkan kepada peserta didik untuk rajin membaca buku
2. Buku bacaan
dikemas dengan gambar-gambar yang menarik.
3. Menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya minat baca anak-anak.
4. Menumbuhkan
minat baca sejak dini.
5. Meningkatkan
frekuensi pameran buku di setiap kota/kabupaten dengan meli-batkan penerbit,
LSM, perpustakaan, masyarakat pecinta buku, Depdiknas, dan sekolah-sekolah.
Dengan mewajibkan siswa untuk berkunjung pada pameran buku tersebut.
Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan
dan selanjutnya meningkatkan minat bacanya, dengan cara :
1. Yakin bahwa
gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global.
2. Memiliki
niat yang tulus untuk membaca.
3. Library
visit, sering mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang.
4. Menambah
wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku
setiap bulannya,bukan membeli pulsa
5. Memulai
membaca sebuah buku dengan membaca daftarisinya terlebih dahulu.
6. Mencatat
setiap ada informasi penting dari buku yang di baca, dan having funs with book,
bersenang-senang dengan buku,dan
7. Book talks,
atau menceritakan atau menyampaikan informasi yang telah diperoleh setelah
membaca bukukepada teman, begitu juga sebaliknya.
Selain peran serta guru dalam meningkatkan minat baca, orang
tua pun berperan aktif membantu menumbuhkan minat baca siswa diantaranya:
1. Menyediakan
waktu luang untuk membacakan buku untuk anak anda setiap hari
2. Mengelilingi
anak-anak anda dengan berbagai buku bacaan
3. Membuat
waktu membaca bersama keluarga
4. Memberikan
dukungan pada berbagai aktivitas membaca mereka.
5. Membiasakan
pergi ke perpustakaan.
6. Terus
mengikuti perkembangan membaca anak anda
7. Lebih
perhatian pada anak, apakah mereka dapat membaca dengan lancar atau tidak
8. Mencari
pertolongan secepatnya jika ada masalah dalam membaca
9. Memakai cara
yang bervariasi untuk membantu anak anda
10. Memperlihatkan
antusias kita saat anak membaca buku bacaannya.
Dengan
adanya kerja sama antara guru, orang tua, dan aparat yang terkait serta membuat
kegiatan yang rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di
kalangan siswa sekolah.